Hati ini dulu pernah patah
ditikam, ditoreh kata janji dan sumpah
tercedera aku luka berdarah
lemas dilanda bah
lemah dan lelah
tersadung kakiku, jatuh rebah
mencium tanah
saat dikerah untuk berpisah.
Hati ini dulu pernah sengsara
ditinggal pergi si pendusta cinta
di umban ke tepi si pemuda yang alpa
dibuang sang pencinta yang
memungkiri kata setia
hancur hati saat dikianati kekasih
yang kononnya sahabat sejati.
Bersama jam aku berputar
detik demi detik berteman kecekalan
bangkit aku dari kejatuhan
aku beredar dari lautan kekecewaan
tekad bersulam semangat keazaman
buat menyembuh luka
membasuh duka, menghapus nestapa.
Aku akan jadi seteguh karang di laut
takkan pernah hancur
sekalipun tenggelam ke dasar laut
terdalam.
Aku akan jadi bunga yang mekar
mewangi
sekalipun tanpa kumbang di sisi
saat aku merintih sendiri.
Aku akan jadi segagah mentari
berkilau, terus menyilau
sesudah malam berlalu
sesudah hujan gerimis berarak pergi.
Telah ternoktah di azali
terselit rahsia tersembunyi untuk setiap yang terjadi
hanya Dia Maha Mengetahui
kau bukan yang terbaik untukku
saat kau tutup pintu hatiku
terbuka gapura kasihNya buatku
saat kau melangkah pergi
terbentang limpahan rahmat di hadapanku
saat kau hiris kepingan hati
agar setajam mata belati.
Keimanan pengubat jiwa, masa menentu
segala
kalah bukan aku mengalah, aku utuh berdiri
gagah
pergilah kau mengheret pilu
hilang bersama sendu, lenyap membawa rindu
yang tak pernah ku perlu.
Berhijrahlah dikau wahai diriku
ayuh berangkat dari daerah sepi yang tak
punya erti
bersenjatakan kekuatan rohani.
Yang patah kan tumbuh
yang ikan akan berganti
kebenaran sentiasa mengatasi kebatilan
itu janji Tuhan yang pasti
tiap hembus nafas menjadi saksi, aku bisa
teguh berdiri
walaupun tanpa dikau yang pernah aku kasihi..